Selasa, 31 Oktober 2017



 Selamat jumpa November, bulan kebahagianku..... diawal bulan kucoba menghidangkan beberapa buah puisi yang merupakan karya tulisan yang masih sangat mentah dan oleh saya masih butuh bimbingan.....




MENYIMAK

Semakin malam semakin cair
Bukan sekedar cerita jelang malam
Ada gelisah yang terobati
Sementara cangkir kopiku telah kering
Namun rasa pahit yang kental masih melekat dalam rasa
Cerita mengalir ,
Sementara nyeri lututku makin menggila
Namun tak ada alasan tuk beranjak


Luwuk, 8 Agusuts 2017


ENAM PULUH HARI
Enam puluh hari  hari ini
Enam puluh malam malam ini
Meringkik dalam lirihnya rintih
Merangkul perih selaksa tusukan jarum
Bermesra dengan sang gulana
Saat yang empunya  malam terlelap
Kuterjaga disudut gulitanya malam
Kucoba berdamai dengan ragaku
jiwa ini terlalu rapuh
Sedu sedan menyembul perlahan
Detik demi detik tik tok tik tok
Hingga sang malam berjumpa sang fajar
Sambut pagi dengan mantra –mantra penyembuhan
Selamat jumpa pagi……..

Simpong, 16 Agustus 2017


AMBISI
Aku masih padamu
Kecintaanku padamu
Menguatkanku tuk bertahan
Walau cintaku sudah ketinggalan pesawat
Kesukaanku padamu memicu adrenalinku
Kumengejarmu tanpa berpaling
Aku masih padamu.

Simpong, 19 Agustus 2017

Al Aqsa 1

Seteru ini sudah begitu lama
Hari demi hari terlalui dengan airmata
Aroma amis dan asap mesiu
Saling berangkulan dalam suasana sendu

Isak tangis bocah-bocah,
Ratapan pilu para ibu,
Peluh berlumur darah para lelaki,
Menjadi sebuah keseharian

Para lelaki perkasa
Enggan enyah dari halamanmu
Mereka tetap sujud
Walau senapan siap menyalak.

Luwuk, 27 Juli 2017.


Al Aqsa 2

Para lelaki perkasa tertib pada shaftnya
Tak gentar mereka dengaan todongan senapan
Mereka terus mengumandangkan takbir
Mereka sujud pada hamparan tanah harapan

Ya Rabb…
Ku tak mau mengujimu
Dengan memohon azab buat para martir
Sebab kutahu Engkaulah sang Hakim

Ya Rabb…
Penuhilah jiwa kami dengan berkahmu
Kenakanlah perisai saktiMu pada para syuhadaMu
Persenjatailah mereka dengan dengan ayat-ayat suciMu.

Luwuk, 27 Juli 2017.

Sabtu, 02 September 2017

Telat postingnya......





Tentang FSB
Tentang mimpi pegiat literasi daerah yang ingin memajukan literasi daerahnya


Kabar tentang  festival  sastra ini belum lama saya ketahui, pada saat tim Road Show ke Kampus-kampus  dan Sekolah Menengah Umum baru saya  mengetahui tentang hal ini.
Kampus kami di kunjungi sekitar pertengahan Desember 2016, saat itu ada sesi perngenalan , ada sesi games yang berhadiahkan sebuah buku dan terakhir penyebaran formulir untuk yang mau menjadi relawan.
Pada sesi pengrekrutan ada sekitar 20 orang yang menyatakan diri tertarik untuk menjadi relawan. Dan oleh panitia di beritahukan bahwasanya para relawan yang sudah mengisi formulir akan dihubungi kelak untuk sesi wawancara.
Sebulan berlalu,  disaat saya sudah hampir melupakan bahwa saya pernah mengisi sebuah formulir untuk wawancara jadi relawan, dan hari itu saya mendapat pesan singkat untuk mengikuti wawancara calon relawan untuk ajang  Festival Sastra Banggai (FSB). Duh senangnya awal tahun 2017 yang menggairahkanpun tiba. Kami diundang untuk berkumpul di sebuah café di daerah Keraton Luwuk, peserta wawancara cukup banyak dan berasal dari perbagai Institusi dan Sekolah di kota Luwuk. Satu persatu kami di undang untuk wawancara, dan oleh pewawancara  memberitahu kami bahwa yang lolos jadi relawan akan dihubungi secepatnya.
Diakhir Januari 2017 kami mendapat memberitaan melalui pesan singkat dan melalui fanpage panitia bahwa kami lolos dalam wawancara relawan untuk FSB 2017. Saat itu relawan yang berhasil lolos dan masuk dalam kriteria oleh panitia berjumlah 39 orang.
Pertemuan pertamapun pada tgl. 3 Pebruari digelar di sebuah taman terbuka di jantung kota Luwuk, yah Taman Aktivitas tempat pertama tim relawan terpilih bertemu dengan Tim Utama FSB. Perkenalan berlangsung dengan sangat akrab, masing-masing memperkenalkan diri.  Setelah berbincang ria kurang lebih 2 jam kamipun bubar dan disepakati akan bertemu lagi 2 minggu mendatang, yakni pada tanggal 17 Pebruari 2017.
Pada pertemuan ke 2 ini kami sudah dibagi pada masing-masing seksi yang diminati, tapi kelihatannya seiring dengan waktu dan perkembangan di lapangan seksi-seksi kurang efektif maka dileburlah menjadi tugas bersama.
Pada akhir Pebruari pihak panitia mendapat pinjaman gedung untuk dijadikan sekretariat festival. Gedung Transito kemudian menjadi tempat kami berkumpul, yang mana pada awalnya dijadwalkan bagi para relawan untuk datang seminggu sekali pada hari Kamis, tapi kemudian seiring dengan meningkatnya aktifitas dan semakin dekatnya ajang festival maka kamipun berkumpul setiap saat disaat jadwal kuliah dan sekolah serta jam kerja kosong.
Tapi seiring itupula jumlah relawan makin berkurang, bukan keengganan mereka untuk bekerjasama akan tetapi jadwal kuliah dan sekolah makin ketat dan disaat yang sama persiapan untuk mid-semester dan ujian sekolah sedang berlangsung, sedang hal yang terjadi juga pada pekerja, mereka sedang dikejar waktu untuk menyelesaikan laporan triwulan 1, maka semua serba kepepet waktu, tapi syukur alhamdulillah karena kecintaan kami akan literasi dan niat untuk menjadikan ajang ini sebagai sebuah tonggak kebangkitan sastra daerah kami Banggai maka segala daya upaya kami usahakan untuk tetap hadir untuk saling menguatkan. Tim relawan benar-benar solid. Tapi panitiapun tak kalah dengan tim relawan, kolaborasi kami sungguh kuat. Dan saat kesibukan panitia yang semakin tinggi saya ditunjuk sebagai Koordinator Relawan.
Awal April, semua mulai sudah mendebarkan. Pernak-pernik sudah mulai rampung, tim perlengkapan sudah kerja full, pengerjaan lampion sudah mencapai target, tim lapangan sudah sibuk dengan segala persiapannya, semua fokus pada tupoksinya, sungguh hebat mereka, sungguh solid kami.  Dan salut buat Tim Properti yang bekerja dengan penuh tanggung jawab
Disaat tim relawan yang sudah makin mengkerut ada tim yang membuatku sungguh jadi makin bersemangat yakni Tim Amik Nurmal dan Tim SMK1, sedangkan tim UML banyak yang meninggalkan saya sendiri disini.
Seminggu menjelang festival berlangsung, sekretariat pindah di lokasi perhelatan Festival Sastra Banggai yakni di areal RTH Teluk Lalong Luwuk, dan beruntung pihak panitia mendapat ijin untuk menggunakan ruang jaga Taman dan segala fasilitasnya. Dan disinilah pekerjaan rumitnya dimulai, para relawan yang masih setia makin solid saja, siang dan malam mereka datang untuk menyelesaikan pernak-pernik yang ada pada tahap finishing. Lampion udah tahap pengetesan, ada 120 buah lampion, ada sebuah bola dunia yang bertuliskan Festival Sastra Banggai, sebuah buku raksasa yang bertuliskan FSB 2017, Rayakan Kata, Bumikan Ilmu, sebuah Tugu Huruf yang bertuliskan F S B, dan sebuah rakit yang dipersiapkan untuk pembacaan puisi. Dan dari semua persiapan itu yang tak kalah pentingnya adalah tatanan panggung, dimana panggung di buat begitu indahnya, ada panggung utama dan ada panggung tambahan dikiri kanan panggung utama. Tatanan panggung yang apik dibuat tanpa ada tenda, benar-benar menyatu dengan alam semesta, para penyair beraksi dibawah birunya langit malam disaat bulan sudah mulai menyabit.
Angankupun berkelana tentang megahnya perayaan kata – kata, berharap semoga disaat hari bahagia ini tiba kami tidak dihadang oleh hal – hal yang tak diinginkan.
H-3, panggung sudah mulai dalam tahap akhir pengerjaan, tenda – tenda para tamu undangan dan tenda penampil sudah mulai dirapihkan, perlengkapan pendukung seperti sound system, jaringan wifi dan jaringan listrik semua sudah terpasang dengan sukses.
H-2, Bola dunia sudah berdiri tegak ditengah – tengah areal taman, menyusul rakit yang sudah bisa di uji-coba pada telaga, dan tahap terakhir pemancangan tugu FSB yang gagah tegak berdiri sejajar dengan bola dunia.
H-1, lampion direntangkang sepanjang plaza utama kearah plaza tengah arah jalan menuju rakit. Kerja keras bisa kami nikmati malam ini, terimakasih kakak semua, terimakasih kalian semua telah mendedikasikan waktu dan tenaga kalian untuk ajang ini. Dan yang paling membahagiakan bahwa banyak masyarakat umum yang datang untuk sekedar berselfie ria pada semua areal properti, padahal ajang belum dimulai, padahal ada fotobooth yang disiapkan, akan tetapi karena ada satu dan lain hal fotobooth tidak diberdayakan sebagaimana rencana awal, karena masyarakat umum jauh lebih tertarik pada  lampion dan tugu FSB.
Dan satu perlu saya syukuri jelang hari H makin mendekat, banyak relawan yang merapat, ada dari Pengajar Muda, dari berbagai komunitas literasi dan rumah baca yang ada dikota Luwuk dan dari luar kota yang awalnya ada beberapa yang telah mendaftarkan diri jadi relawan akan tetapi  hanya ada 2 yang tiba dengan selama di kota Luwuk. Mereka berdua berasal dari Kota Palu. Dan bersyukur juga bahwasanya pemenang penulisan pada blog yang berasal dari kota Bandung juga bisa hadir dikota kami.
Kami mulai merasakan kebahagian itu…… padahal masih sehari lagi tapi narasumber sudah ada yang datang hari 19 April 2017, penjemputan sudah dijam 10 pagi dan syukur alhamdulillah saya ditunjuk menjadi salah satu dari 6 LO yang dipersiapkan untuk mendampingi para narasumber.  Saya menjadi LO untuk 3 narasumber yakni Shinta Febriani, Lian Gogali dan Jamil Massa.
Malam ini saya tidur dengan sejuta mimpi yang ada dalam angan…. Yah besok kita akan merayakan kata dan membumikan ilmu. Dan diakhir mimpi kulihat diriku dalam balutan Kaos hitam yang bertuliskan FSB warna merah dan….. aku  hampir telat bangun gara-gara mimpi tentang sebuah maha karya dari anak negeri dengan diawali oleh keinginan membuat suatu gelaran akbar dalam jangka singkat  dan itu terwujud….. 20 – 23 April 2017.


Luwuk,  10 Mei 2017.

Jumat, 01 September 2017

Selamat pagi September ceria.... biarkan sesaat aku bermain kata-kata yang telah lama terpendam. Coba simak beberapa rangkaian kata-kata yang selalu bermain-main dalam anganku....



MENYIMAK

Semakin malam semakin cair
Bukan sekedar cerita jelang malam
Ada gelisah yang terobati
Sementara cangkir kopiku telah kering
Namun rasa pahit yang kental masih melekat dalam rasa
Cerita mengalir ,
Sementara nyeri lututku makin menggila
Namun tak ada alasan tuk beranjak


Luwuk, 8 Agusuts 2017


ENAM PULUH HARI
Enam puluh hari  hari ini
Enam puluh malam malam ini
Meringkik dalam lirihnya rintih
Merangkul perih selaksa tusukan jarum
Bermesra dengan sang gulana
Saat yang empunya  malam terlelap
Kuterjaga disudut gulitanya malam
Kucoba berdmai dengan ragaku
jiwa ini terlalu rapuh
Sedu sedan menyembul perlahan
Detik demi detik tik tok tik tok
Hingga sang malam berjumpa sang fajar
Sambut pagi dengan mantra –mantra penyembuhan
Selamat jumpa pagi……..

Simpong, 16 Agustus 2017


AMBISI
Aku masih padamu
Kecintaanku padamu
Menguatkanku tuk bertahan
Walau cintaku sudah ketinggalan pesawat
Kesukaanku padamu memicu adrenalinku
Kumengejarmu tanpa berpaling
Aku masih padamu.

Simpong, 19 Agustus 2017

Al Aqsa 1

Seteru ini sudah begitu lama
Hari demi hari terlalui dengan airmata
Aroma amis dan asap mesiu
Saling berangkulan dalam suasana sendu

Isak tangis bocah-bocah,
Ratapan pilu para ibu,
Peluh berlumur darah para lelaki,
Menjadi sebuah keseharian

Para lelaki perkasa
Enggan enyah dari halamanmu
Mereka tetap sujud
Walau senapan siap menyalak.

Luwuk, 27 Juli 2017.


Al Aqsa 2

Para lelaki perkasa tertib pada shaftnya
Tak gentar mereka dengaan todongan senapan
Mereka terus mengumandangkan takbir
Mereka sujud pada hamparan tanah harapan

Ya Rabb…
Ku tak mau mengujimu
Dengan memohon azab buat para martir
Sebab kutahu Engkaulah sang Hakim

Ya Rabb…
Penuhilah jiwa kami dengan berkahmu
Kenakanlah perisai saktiMu pada para syuhadaMu
Persenjatailah mereka dengan dengan ayat-ayat suciMu.

Luwuk, 27 Juli 2017.



Jumat, 21 Oktober 2016

Kembali ke bangku kuliah diusia 50an

Beberapa teman dan kerabat  saya terlihat kaget dan geleng-geleng kepala setelah saya memberitahu kepada mereka bahwa saya akan kembali kuliah....

"Haaa yang benar aja kamu, usiamu udah 1/2 abad loh"
"Untuk apalagi kuliah? kan bisa stay dirumah aja sambil mencari kesibukan ala ibu-ibu"
"Aduh Makkkkk kan otaknya udah beku, setelah sekian lama ga belajar"

Aduh pokoknya berbagai macam komentar yang mereka sampaikan kepadaku, tapi  karena memang sudah tekatku maka tak kugubris komen-komen itu dan aku tetap ikutan mendaftar.

Walhasil,  pada 5 September 2015 saya sudah terdaftar sebagai mahasiswa pada sebuah perguruan tinggi swasta di kotaku, dan aku memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Study Bahasa Inggris.

Wow.... sungguh luar biasa bisa belajar bersama dengan mereka yang seusia dengan putri tunggalku.... Life is so amazing..
Foto : With my classmates..... they are young and so cheerful.....






Rabu, 31 Juli 2013

Makanan dari Sagu yang punya berbagai nama....

Sagu yang disiram air mendidih, dengan berbagai macam nama
Papeda, Kapurung, Pogalu, Sinonggi,Masonggi, Onyop.


Makanan jenis ini punya berbagai macam nama, didaerah lain juga ada,  terbuat dari sagu yang cara pengolahannya sangat mudah, cara makannya pun bervariasi, ada berbagai macam menu pendamping yang selalu ada, tapi yang utama adalah ikan kuah asam, ini harus ada , karena makanan ini harus disantap dengan kuah agar tidak lengket di tenggorokan.
Ingin merasa sensasi makan yang oleh sebagian orang menyebutnya "LEM"

Yah makanan yang punya berbagai sebutan ini sangat populer didaerah sbb :


Onyop : Untuk daerah Luwuk Banggai (Sulawesi Tengah) menyebutkan demikian, bahkan sampai ada yang membuatkan lagi "Mai mo mongoyop" atau atau mari kita makan onyop. Disini penyajiannya sangat sederhana, Onyop dan Ikan Kuah Asam, lombok  biji dan lemon suanggi, paduan antara asam pedas menjadikan makanan ini banyak diburu pada hari2 libur ditempat wisata seperti Sandakan.




Dui : Sebutan untuk daerah Bungku di Kabupaten Morowali, Modui, itulah sebutan jika ada yang mengajak makan dui disuatu acara, disini agak bervariasi, selain pake Ikan Kuah Asam, sering juga dihidangkan pake Ikan Kuah Santan, serta sayur santan daun singkong, plus sambal terasi.

Dui juga sebutan untuk penduduk Morowali suku Mori, Dui dahulu merupakan makanan pokok suku Mori, disini Dui disantap dengan Bou Molori* dimasak dengan daun Kedondong atau biasanya Bou Molori diasap kemudian dimasak kuah santan, tapi yang lebih enak lagi kalau maka dengan Kuah asam Meti * juga dimasak pake daun kedondong, ataupun diasap kemudia dimasak kuah santan.


Kapurung Ala Bugis

Kapurung : orang2 perantaun suku Bugis yang bermigrasi didaerah Sulawesi Tengah, umumnya didaerah Kabupaten Morowali menamakan makanan ini Kapurung atau sama dengan sama asal dari daerah Sulawesi Selatan. Menu pendamping bervariasi, dari ikan kuah asam, ikan pallumara, daun singkong kuah santan, ikan pupuk kuah santan, ikan bakar parappe, Lawar jantung pisang, sambel terasi.

 

Kapurung Palopo (Kapurung campur)
Kapurung Palopo : Ini didaerah Palopo, Masamba dan sebagian Tana Toraja, salah satu sebutan untuk jenis makanan ini, cuma cara penyajianya ga ribet, karena Sagu masak dan sayuran serta lauk pauk dan sambelnya sudah dicampur jadi satu,  yang spesial adalah sambel ikan teri kering yang digerus halus dan diberi cacahan mangga muda.
Sayurannya terdiri dari bayam, kangkung, terung dan labu kuning di masak bening, kadang ditambahkan udang segar, atau pakai ayam kampug.
 



Pogalu ala Toraja

Pogalu : Orang Tana Toraja menyebutnya demikian, cara penyajiannyapun bervariasi, ada yang dicampur seperti Kapurung Masamba ada pula yang di makan secara terpisah, yang khas ialah sambal Pacikala *, terasa sangat da aromaya yang khas.

Pogalu sudah masuk menu beberapa restoran ternama di kota Makale 


Sinonggi/Masonggi : Di Kendari (Sulawesi Tenggara) juga populer makanan dari sagu ini, penyajiannyapun bervariasi, dengan Ikan kuah asam dan sayur mayur.

Papeda : Orang Maluku dan Papua juga punya cara untuk menikmati makanan ini, di Papua sering disantap dengan Ikan Kuah Kuning.
Papeda sudah banyak di dapat pada menu restoran.
Papeda merupakan makanan asli dari penduduk Papua dan Ambon (Maluku)





Dari tulisan saya diatas mungkin kurang sempurna, tapi itulah yang saya ketahui tentang jenis makanan ini, tapi yang mendorong saya untuk menulis tentang makanan ini karena saya merasa  terpanggil untuk mempopulerkan makanan ini, karena saya baru mengetahui bahwa di Brunai makanan ini dianggap sebagai makanan asli dengan nama Ambuyat, bahkan jenis makanan ini sudah ada dimenu2 restoran besar...... apakah kelak kita mau mengklaim bahwa :Onyop, Dui, Kapurung, Pogalu, Sinonggi , Masonggi dan Papeda adalah asli makanan Inndonesia?





Catatan : *)

Bou Molori - Daerah Mori: Ikan Kali sejenis ikanGabus
Meti - Daerah Mori : Kerang Kali
Pacikala - Bahasa Bugis: sejenis buah perdu yang sangant asam


Foto-foto : dari berbagai sumber, penulis gunakan hanya sebagai ilustrasi, untuk menggambarkan betapa beragamnya jenis makanan dari sagu ini.

Luwuk 31 Juli 2013/Niank1908@blogspot.com/